Hey, Kamu kah Si Perfeksionis?

Perfeksionis, dapat diartikan sebagai suatu keyakinan dari dalam diri seseorang bahwa segala sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan haruslah dalam keadaan lengkap dan sempurna sesuai dengan harapan.Dalam bentuk patologisnya, perfeksionis adalah suatu keyakinan bahwa apabila terdapat pekerjaan atau output yang kurang sempurna tidak dapat diterima.

Hamachek mendeskripsikan ada dua jenis perfeksionis. Yang pertama perfeksionis normal, yaitu memperoleh kesenangan atau kepuasan yang sangat nyata apabila dapat mengerjakan sesuatu dengan baik dan hasilnya sesuai dengan harapan. Untuk perfeksionis normal mungkin ini banyak ditemui disekitar kita. Orang dengan perfeksionis normal pada umumnya senang akan tantangan. Yang kedua perfeksionis neurotik, orang dengan kasus ini tidak dapat merasakan kepuasan, karena dimata mereka sendiri mereka tidak pernah dapat melakukan segala sesuatu dengan cukup baik untuk menjamin kepuasan mereka. Orang seperti ini cenderung mengalami ketegangan kompulsif dan tanpa henti menuju pada tujuan yang tak mungkin dicapai, serta menilai diri sendiri sepenuhnya dalam hal produktivitas dan prestasi.

Di dunia ini begitu banyak perfeksionis. Walau tidak dalam segala hal, mungkin dalam beberapa hal tertentu. Seperti dalam hal tuntutan tugas sekolah atau mungkin pekerjaan. Secara pribadi saya juga cukup perfeksionis, selalu menetapkan standart dan target tertentu dalam melakukan sesuatu, tak jarang pula mengalami kekecewaan apabila ada tugas atau pekerjaan yang tak terselesaikan dengan baik. Hm… bagaimana dengan kalian? Apakah kamu juga terdeteksi sebagai makhluk perfeksionis? Mari kita cek dari sepuluh tanda atau ciri perilaku perfeksionis dibawah ini:

    1. Kamu terlalu sadar dan terlalu kritis dengan segala kesalahan. Selain itu kamu juga memandang suatu hal terlalu mendetil.
    2. Kamu bertujuan untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal yang kamu lakukan, bahkan untuk hal yang tidak kamu senangi.
    3. Kamu akan mengorbankan hampir seluruh waktumu untuk sesuatu yang kamu kerjakan hingga menghasilkan sesuatu yang sempurna sesuai dengan harapanmu. Mungkin kamu akan menunda segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan primermu seperti makan, istirahat atau sejenisnya daripada membiarkan sesuatu yang kamu lakukan itu terlewat begitu saja karena menundanya demi makan!
    4. Kamu punya standar absolut tentang cita-citamu. Hanya ada hitam dan putih, tidak ada abu-abu.
    5. Kamu adalah kritikus paling keras buat dirimu sendiri. Kamu akan menyalahkan diri sendiri atas kesalahan terkecil yang tidak beres bagimu. Dalam tingkat tertentu dapat menjadi neurotik.
    6. Kamu akan merenung secara berlebihan jika hasil dari apa yang kamu lakukan tidak ada perubahan seperti yang diharapkan. Kamu akan bertanya-tanya mengapa hasilnya tidak sesuai dengan harapan? Dan apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah ketidaksesuaian tersebut?
    7. Kamu akan melakukan pertahanan diri atas segala kritik yang ditujukan padamu, dan ada rasa takut yang tinggi atas kegagalan.
    8. Yang ada di pikiranmu hanyalah tujuan akhir, sehingga kamu tidak begitu peduli dengan apa yang namanya proses. Yang penting selesai dan sempurna!
    9. Kamu punya perasaan marah, kecewa dan bersalah yang berlebihan atas segala ketidaksempurnaan yang terjadi pada segala sesuatu yang kamu lakukan. Dalam kasus tertentu kamu mungkin tidak menerima kesalahan itu dan melimpahkan kepada orang lain.
    10. Kamu sangat sadar atas setiap situasi yang memungkinkan orang lain memberi persepsi kamu tidak sempurna. Karena itu sebaik mungkin anda akan menghindarinya.
Kenapa Bisa Menjadi Perfeksionis?
Saya menemukan ada tiga hal umum yang mendorong seseorang menjadi perfeksionis. Perfeksionis dapat terjadi karena salah satu atau kombinasi dari tiga penyebab perfeksionis. jika kamu perfksionis, mungkin salah satu penyebabnya dapat kamu temukan dari ketiga daftar dibawah ini:
  1. Hasrat untuk bertumbuh menjadi seseorang yang hebat.  Kamu mengharapkan kesempurnaan dari diri mereka sendiri. Perfeksionis dalam dirimu muncul dari rasa haus yang tak terpuaskan dan keinginan untuk bertumbuh menjadi yang terbaik, sehingga sedapat mungkin kamu berusaha melakukan sesuatu dengan sebaik dan sehebat mungkin.
  2. Harapan sosial.  Perfeksionisme muncul karena harapan lingkungan sosialmu. Keluarga, guru, pelatih, manajer dan pemimpin yang otoriter serta gaya diktator menyebabkan perfeksionis dengan membuat standart yang terlalu tinggi dari patokan yang kita butuhkan untuk mencapai kesuksesan dan kegagalan dianggap sesuatu yang memalukan sehingga tidak ada masa depan yang dapat dicapai akibat kegagalan tersebut. Gagal disamakan dengan sesuatu yang tidak berharga danb tidak pantas. Sekolah dan tempat kerja dengan budaya persaingan yang tinggi serta penenkanan yang kuat pada kinerja dan prestasi adalah tempat berkembang biak perfeksionisme. Masyarakat terkadang sering memaksakan dan terlalu mengagung-agungkan apa yang namanya kesuksesan, kesempurnaan, tanpa cacat dan noda, sehingga sering memandang sebelah mata pada kekurangan. Padahal kekurangan atau kegagalan merupakan proses menuju kesuksesan.
  3. Rasa tidak aman.  Bagi sebagian orang, perfeksionisme mungkin timbul dari rasa tidak aman dalam diri mereka sendiri. Orang orang yang telah mendapat dan menghadapi semacam diskriminasi atau dikucilkan sejak dulu akan mengembangkan perasaan tidak mampu atau kekosongan dalam diri mereka. Jurang atau kesenjangan ini pada waktunya akan memanifestasikan keinginan atau kebutuhannya melalui tindakan atau kinerja dan prestasi mereka. Mereka ingin membuat pernyataan tentang diri mereka sendiri, baik untuk diri sendiri maupun orang lain bahwa mereka tidak akan gagal lagi.

Bagaimana dengan kamu? Apakah tanda-tanda diatas ada padamu? bagian mana yang menjadi penyebabmu menjadi perfeksionis?

Quotations about Perfection

No one is perfect… that’s why pencils have erasers.  ~Author Unknown

Sumber: http://personalexcellence.co