Swiss, Negara Tujuan Wisata Kematian

Artikel ini sudah pernah dimuat pada majalah Psikologi Plus tahun 2006, dan sumber-sumber lainnya, tapi Saya baru membacanya sekarang dan saat ini Saya hanya berniat meneruskan pengetahuan saya yang barangkali orang lain belum tahu.

Saat membaca judul diatas Saya tidak tahu apa yang terlintas di pikiran pembaca, wisata macam apa ini! ternyata yang dimaksud wisata kematian adalah hanya sebuah istilah. Bagi orang yang ingin bunuh diri secara legal dan tidak melanggar hukum dapat berkunjung ke Swiss (namun ini sangat tidak disarankan!!)  karena di negara ini ada lembaga Pusat Bunuh diri Dignitas.

Di lembaga ini orang yang berniat bunuh diri akan dibantu oleh asisten bunuh diri. Asisten bunuh diri? sungguh merupakan profesi yang langka, padahal biasanya orang yang akan bunuh diri akan melakukan hal tersebut sendiri tanpa dibantu oleh orang lain, bahkan tanpa ada yang tahu orang tersebut bunuh diri, sampai saat mereka telah menghembuskan nafas terakhir dan tercium aroma yang tak sedap dari TKP, dan diusut perkaranya, barulah ketahuan kalau orang tersebut bunuh diri.

Tapi disini Asisten bunuh diri bertugas menawarkan kepada kliennya untuk merenungkan tentang opsi bunuh diri yang ditawarkan, serta mendiskusikan hal itu dengan rekan-rekan maupun kerabat klien. Dengan demikian orang yang berniat bunuh diri akan mempertimbangkan atau mungkin mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Hal itulah yang menyebabkan pengacara sekaligus pemrakarsa Dignitas, Ludwig Minelli berjuang keras dalam membongkar tabu sosial tentang bunuh diri.

Swiss sendiri merupakan negara yang  memiliki hukum yang melegalkan bunuh diri. Ketentuan ini merupakan ketentuan yang paling legal di dunia. kliniknya sendiri terletak di dekat kota Zurich. Hukum Swiss menyatakan bahwa bantuan untuk bunuh diri hanya ilegal jika dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Akibatnya, dignitas berusaha untuk memastikan bahwa ia bertindak sebagai pihak netral dengan membuktikan bahwa selain tidak mengeluarkan biaya lanjutan, mereka tidak akan memperoleh hasil dari kematian anggotanya. Klien dignitas datang dari berbagai penjuru dunia. Untuk masuk lembaga yang berdiri sejak tahun 1998 ini orang tidak perlu mengurus izin tinggal, hanya sekali periksa oleh dokter Swiss dan memenuhi syarat, dapat melakukan bunuh diri yang dibantu oleh asisten tersebut.

Meski lembaga ini non profit, layanan bantuan bunuh diri Dignitas bukanlah layanan tanpa biaya, orang harus merogoh kocek sebesar 3500 – 4000 Euros untuk membayar layanan seperti biaya konsultasi medis, resep obat mematikan dari dokter, sewa apartemen untuk bunuh diri dan biaya kremasi.

Hasil Kremasi dari bunuh diri tersebut secara diam-diam dibuang ke danau Zurich. Pada bulan April 2010, penyelam polisi menemukan sekelompok lebih dari 60 guci kremasi di Danau Zurich. Masing-masing dari guci menanggung logo krematorium Nordheim digunakan oleh dignitas. Pada tahun 2008 dua anggota dignitas tertangkap mencoba untuk menuangkan abu 20 orang mati ke danau.

Ludwig Minelli mengatakan dalam sebuah wawancara Maret 2008 yang dignitas telah membantu 840 orang meninggal, 60% dari mereka adalah berkebangsaan Jerman. Kebanyakan orang datang ke dignitas tidak berencana untuk mati tetapi membutuhkan asuransi dalam kasus penyakit mereka yang dirasa sulit untuk diobati dan menyakitkan. Dari mereka yang memenuhi persyaratan untuk melakukan dignitas, 70% tidak pernah kembali lagi ke dignitas. 21% orang yang menerima dibantu sekarat di dignitas tidak memiliki terminal atau penyakit progresif, melainkan “kelelahan hidup”.

Akhir 2011, dilaporkan bahwa Jumlah kematian dibantu dilakukan oleh dignitas asosiasi Swiss naik sebesar 35 persen tahun lalu, demikian dilaporkan Sunday.

Exit, kelompok dignitas lain di Zurich menyediakan bantuan bunuh diri, juga melihat kenaikan angka kasus permintaan bantuan bunuh diri sekitar 17 persen tahun lalu, dari 257 menjadi lebih dari 300. “Kebanyakan orang yang menderita kanker,” kata wakil presiden Exit,  Bernhard Sutter. Sutter mengatakan usia rata-rata orang memilih bunuh diri yang dibantu adalah 76 tahun.

Hal ini tentu menimbulkan kontroversi, terutama dalam pandangan agama. Agama manapun tidak mengijinkan umatnya buhuh diri. Tidak seharusnya manusia melakukan hal yang sia-sia dalam hidupnya dengan cara bunuh diri, sungguh menyedihkan apabila kehidupan yang berharga ini hancur dengan cara yang bodoh. Setiap orang mempunyai masalah namun setiap masalah pun selalu ada penyelesaiannya, namun seharusnya masalah itu dihadapi, bukan dihindari dengan cara yang tidak benar. tanpa perlu melakukan persiapan bunuh diri seperti kasus diatas, kematian pasti akan datang menjemput kita. alangkah baiknya diisi dengan hal lain yang lebih bermanfaat (versi saya).

Suicide Quotes:

Depression is close to me, but suicide hasn’t been.

Claire Forlani

 

Sumber lain:

http://www.swissinfo.ch/eng/swiss_news/Assisted_suicide_numbers_up_in_2011.html?cid=32149416

http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5j679QtWS5MyOO1GQwrgBNx8lFVZA?docId=CNG.368d2338f741720d4afaec8786c121af.ab1

sumber foto:

http://www.bbc.co.uk/news/uk-scotland-glasgow-west-14152340

http://www.guardian.co.uk/society/2009/apr/02/assisted-suicide-swiss-clinic-dignitas

http://www.findingdulcinea.com/news/international/2009/Oct/Swiss-Government-May-Restrict-or-Even-Ban-Assisted-Suicide.html